Stunting dikenal sebagai gangguan pertumbuhan fisik dan mental akibat asupan nutrisi yang tidak memadai. Tidak hanya disebabkan oleh faktor ekonomi yang membuat orang tua tidak mampu menyediakan makanan yang bernutrisi tinggi pada putra-putrinya, stunting juga disebabkan oleh kurangnya pengetahuan akan gizi, dan faktor budaya makan yang lebih mementingkan asupan karbohidrat yang banyak dibandingkan protein. Meski demikian ada beberapa faktor penyebab stunting lain selain asupan nutrisi, antara lain kesehatan gigi – mulut ibu dan anak.
Kesehatan gigi-mulut yang baik akan menghasilkan sistem pencernaan secara fisiologis bekerja dengan baik, hal ini akan menyebabkan penyerapan nutrisi berjalan dengan baik pula. Sebaliknya kesehatan gigi mulut yang buruk akan berdampak serius pada fungsi pencernaan dan gangguan penyerapan gizi. Hal ini menyebabkan gangguan asupan nutrisi pada ibu anak, dan beresiko terhadap terjadinya stunting.
Ibu hamil dengan kerusakan dan infeksi gigi sangat rawan mengalami kelahiran prematur dan melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Hal tersebut juga menghasilkan resiko stunting. Apabila kesehatan gigi ibu hamil dapat ditingkatkan, diharapkan akan mampu menurunkan angka stunting di Indonesia.
Tim Pengabdian Masyarakat dari Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas yang bertajuk BIOLOGI ORAL MENGABDI melaksanakan pengabdiannya di Kecamatan Trawas, Mojokerto. Tujuan kegiatan ini adalah:
1. Meningkatkan awereness dan pengetahuan masyarakat tentang peningkatan resiko stunting pada ibu hamil dengan kerusakan gigi.
2. Melatih kader kesehatan gigi untuk melakukan identifikasi sederhana kerusakan gigi ibu hamil dan mencatatnya secara mandiri dalam lembar odontogram.
3. Melatih kader kesehatan gigi untuk mampu mebuat rujukan sederhana terhadap ibu hamil dengan kerusakan gigi pada Puskesmas setempat agar dapat segera dilakukan perawatan.
4. Meningkatkan branding dan rekognisi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga sebagai pelopor dalam hal pencegahan stunting melalui peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada ibu hamil di masyarakat.
Pelatihan dilakukan oleh nara sumber sebagai berikut:
- Aqsa Sjuhada, drg, MKes sebagai ketua tim BIOLOGI ORAL MENGABDI
- Prof Dr Hendrik Setia Budi, drg, MKes
- Yuliati, drg, MKes
Dibantu oleh tenaga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UNAIR semester 7 yaitu:
- Moza Zikra Loveisca
- Covina Reyhana Azriella
- Alisya Rachel Salsabila
- Bramanto Bimantara Santoso
- Maulana Afdhal Sasongko
- Hadfi Dhaky Chairuly
Dibantu juga oleh Tenaga Kependidikan (Tendik):
- Kusnan
- Tri Endah Ingtyas
Acara pembukaan diisi dengan beberapa sambutan. Sebelum pelatihan diadakan pre-test secara tertulis dengan cara membagikan lembar pertanyaan pada para peserta. Baik pre-test dan post-test berisi 10 pertanyaan yang untuk menggali pengetahuan masyarakat binaan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut ibu hamil sebagai upaya pencegahan stunting pada bayi yang dikandungnya. Di sela-sela acara diadakan ice breaking session, senam ringan dan yel-yel untuk mencairkan suasana.
Sesi berikutnya adalah pelatihan dan praktik cara identifikasi kerusakan gigi pada ibu hamil menggunakan model gigi dan odontogram. Diikiti dengan pelatihan dan praktik cara membuat rujukan terhadap ibu hamil dengan kerusakan gigi pada Puskesmas setempat. Peserta dibagi menjadi 10 kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari 4-5 orang. Tiap kelompok dibimbing secara intensif oleh dosen dan mahasiswa. Dengan menggunakan model gigi dan alat diagnostic sederhana seperti kaca mulut, sonde, dan pinset, para peserta berlatih untuk memproyeksikan kondisi gigi pada lembar odontogram. Dengan kemampuan ini para peserta diharapkan mampu membuat dental record keluarganya secara mandiri pada lembar odontogram. Dalam sesi ini juga dilakukan simulasi pada model dengan kelainan gigi seperti karies dan kehilangan gigi. Sesi ini diselesaikan sampai tiap peserta mampu melakukan pencatatan gigi dengan benar pada lembar odontogram, juga mampu membuat rujukan pada Puskesmas setempat.
Tiap peserta menerima model gigi, diagnostic tools sederhana, dan materi pelatihan agar bisa dipelajari secara mandiri di rumah setelah pelatihan selesai. Selanjutnya tiap peserta diharapkan mampu melakukan identifikasi kerusakan gigi secara mandiri pada ibu hamil di sekitarnya, kemudian mencatatnya dalam lembar odontogram. Para peserta juga diharapkan mampu membuat rujukan terhadap ibu hamil dengan kerusakan gigi ke Puskesmas setempat agar segera mendapatkan perawatan. Diharapkan bila awareness dan pengetahuan ini sudah terbentuk, mampu memberikan kontribusi pencegahan stunting pada anak yang diakibatkan oleh kerusakan gigi ibu hamil, Walaupun peserta telah menunjukkan peningkatan pengetahuan terhadap pencegahan stunting melalui peningkatan kesehatan ibu hamil, tetapi program ini harus terus dilanjutkan dengan pendampingan berkelanjutan untuk memastikan bahwa peserta mampu melakukan pencatatan gigi secara mandiri secara benar pada ibu hamil di lingkungan masing-masing. Program ini perlu diekspansi pada masyarakat binaan yang lebih luas sebagai upaya mengkatkan kualitas kesehatan ibu hamil dan bayinya, dengan harapan akan lahir generasi emas Indonesia yang kuat dan cerdas