Oleh Astari Puteri, drg., M.Si., MMedSci
Head and Neck Squamous Cell Carcinoma (HNSCC) merupakan salah satu kelompok kanker yang menempati peringkat ketujuh paling umum di dunia. Setiap tahun, lebih dari 890.000 kasus baru HNSCC dilaporkan secara global, dengan sekitar 450.000 kematian terkait diagnosa tersebut.1 Salah satu bentuk HNSCC yang paling sering terjadi adalah Oral Squamous Cell Carcinoma (OSCC), yang mencakup sekitar 90% dari semua kanker rongga mulut.2 Pada tahun 2020, terdapat 377.000 kasus OSCC yang didiagnosis di seluruh dunia.3 OSCC dapat berkembang di berbagai area dalam rongga mulut, termasuk lidah, dasar mulut, bagian dalam pipi, gusi, dan langit-langit mulut. Lidah adalah lokasi yang paling sering terkena dampak dan biasanya memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan dengan lokasi lain.4 Di RSUD Dr. Soetomo Surabaya, tercatat 53 kasus baru OSCC yang ditangani oleh Departemen Bedah Kepala Leher antara tahun 2015 dan 2020.5
Kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan penelitian pengobatan kanker selama 30 tahun terakhir telah meningkatkan kualitas hidup pasien OSCC. Namun, tingkat kelangsungan hidup lima tahun secara keseluruhan tetap stagnan di bawah 50%.6 Hal ini menunjukkan perlunya pendekatan baru dalam penelitian dan pengobatan OSCC, terutama di tingkat biomolekuler.
Penyebab pasti OSCC belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor risiko telah diidentifikasi, seperti merokok, konsumsi alkohol, menginang, dan infeksi virus HPV. Kebiasaan buruk seperti merokok, mengonsumsi alkohol berlebihdan, dan menginang diketahui dapat memicu mutasi gen yang berkontribusi terhadap pembentukan kanker.7 Salah satu gen yang paling sering bermutasi dalam OSCC adalah TP53. Gen TP53 bertanggung jawab untuk menyandikan protein p53, yang berfungsi sebagai penekan tumor penting. Mutasi dalam gen ini dapat mengganggu fungsi normal p53 dan mempromosikan pertumbuhan tumor.6 Sekitar 80% kasus OSCC melibatkan mutasi pada gen TP53, yang menghambat p53 dalam mengatur siklus sel, memperbaiki DNA, dan menginduksi apoptosis (kematian sel terprogram).7 Bahkan, mutasi pada TP53 dapat memberikan kemampuan pro-onkogenik, yang mendukung progresivitas kanker, sehingga secara klinis, kanker memiliki derajat keparahan histopatologis yang lebih buruk.6
Mutasi gen TP53 adalah salah satu tantangan terbesar dalam pengobatan OSCC. Ketika p53 tidak berfungsi dengan baik, sel kanker dapat berkembang biak tanpa terkendali, mengakibatkan tumor yang lebih agresif dan sulit diobati. Penelitian menunjukkan bahwa mutasi TP53, terutama pada ekson 5 dan 7, dapat meningkatkan resiliensi sel kanker terhadap radiasi dan kemoterapi, sehingga menurunkan efektivitas pengobatan.7 Pengobatan standar saat ini untuk OSCC adalah kemoterapi berbasis cisplatin. Cisplatin bekerja dengan menginduksi stres oksidatif dan meningkatkan aktivitas p53 untuk menghentikan cell cycle dan memicu apoptosis pada sel kanker.8 Namun, dengan adanya mutasi pada gen TP53, protein p53 termutasi yang dihasilkan tidak hanya mengurangi efektivitas cisplatin untuk bekerja sebagaimana mestinya karena memiliki afinitas yang buruk dengan cisplatin, tetapi juga dapat melindungi sel tumor dari kemoterapi.9,10 Dengan demikian, mutasi pada gen TP53 menjadi ancaman serius terhadap pengobatan OSCC saat ini, dan status mutasi TP53 memiliki potensi sebagai faktor penting dalam menentukan prognosis dan rencana perawatan bagi pasien OSCC.
Resistensi terhadap kemoterapi ini tidak terjadi pada semua jenis OSCC. Misalnya, OSCC yang disebabkan oleh infeksi virus, seperti human papillomavirus (HPV), memiliki respon yang baik terhadap pengobatan kemoterapi.11 Hal tersebut disebabkan mekanisme tumorigenesis yang berbeda antara OSCC yang terinfeksi virus HPV dan OSCC akibat mutasi gen TP53. Pada OSCC akibat infeksi virus HPV, HPV dapat menyebabkan OSCC dengan mengeluarkan protein E6 dan E7 yang bekerja mengikat dan mendegradasi protein p53 dan Rb, sehingga terjadi gangguan siklus sel yang mendorong proliferasi sel yang tidak terkontrol.7,11 Pada pasien dengan OSCC akibat infeksi virus HPV, p53 yang tidak termutasi dapat diaktifkan dan distimulasi oleh radioterapi dan kemoterapi untuk menghambat pertumbuhan tumor dengan menghentikan siklus sel dan memicu apoptosis.7,12 Hal tersebut menjelaskan mengapa OSCC yang disebabkan oleh infeksi HPV memiliki prognosis yang lebih baik.11
Pencegahan dan Kesadaran oleh Masyarakat
Dengan adanya risiko resistensi pengobatan OSCC dengan kemoterapi, penting untuk mengurangi risiko terjadinya OSCC dengan menghindari kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan mutasi gen. Merokok, minum alkohol, dan menginang harus dihindari untuk mengurangi kemungkinan berkembangnya mutasi genetik yang berpotensi menjadi kanker. Vaksinasi HPV dapat dipertimbangkan sebagai salah satu langkah pencegahan efektif.13 Menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi dua kali sehari dan melakukan kunjungan rutin ke dokter gigi setiap enam bulan juga sangat dianjurkan. Deteksi dini perubahan dalam mulut dapat membantu menangani potensi masalah kesehatan sebelum berkembang lebih lanjut.
Kesadaran terhadap kondisi mulut adalah langkah penting dalam pencegahan OSCC. Pemeriksaan mandiri secara rutin dengan menggunakan cermin dapat membantu mengidentifikasi perubahan awal. Beberapa tanda yang harus diwaspadai dan dapat menjadi indikasi potensi keganasan antara lain:
- Sariawan di dalam mulut yang tidak sembuh dalam waktu lebih dari tiga minggu.
- Perubahan warna jaringan mulut yang tampak seperti bercak putih atau merah yang tidak hilang lebih dari 2 minggu.
- Pembengkakan yang cepat membesar, yang dapat disertai rasa sakit atau tidak nyaman dan susah untuk menelan.
Jika ada gejala-gejala tersebut atau kekhawatiran lainnya, akan lebih baik untuk segera dikonsultasikan dengan dokter gigi atau profesional kesehatan. Kesadaran dan tindakan preventif adalah kunci untuk menjaga kesehatan mulut dan mencegah perkembangan kanker rongga mulut.
Peran Penting Dokter Gigi dalam Edukasi Masyarakat dan Deteksi Dini
Dokter gigi berperan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai bahaya kanker rongga mulut dan pentingnya deteksi dini. Melalui kampanye kesadaran yang melibatkan pemeriksaan rutin dan pemeriksaan profesional secara berkala, kita dapat bersama-sama menurunkan kejadian OSCC dan meningkatkan prognosis bagi mereka yang terdiagnosis. Pemeriksaan rutin oleh dokter gigi sangat krusial untuk mengidentifikasi lesi yang mencurigakan sejak dini. Selain itu, kolaborasi dengan spesialis lain, seperti spesialis penyakit mulut (SpPM) dan spesialis bedah mulut (SpBM), sangat penting ketika ditemukan indikasi yang mencurigakan. Pendekatan ini memastikan penanganan yang tepat dan komprehensif bagi pasien, menekankan pentingnya kerja sama dalam tim perawatan kesehatan.
Kesimpulan
Kanker rongga mulut, terutama OSCC, adalah tantangan kesehatan global yang serius. Meskipun telah terjadi kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan pengobatan, tingkat kelangsungan hidup pasien tetap rendah karena adanya resiko resistensi terhadap pengobatan standar seperti kemoterapi. Mutasi pada gen TP53 merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap resistensi ini, yang menyoroti pentingnya penelitian dan pendekatan baru dalam perawatan OSCC. Dengan meningkatkan kesadaran tentang faktor risiko dan pentingnya pemeriksaan dini, kita dapat mengambil langkah preventif untuk mengurangi insidensi kanker rongga mulut dan meningkatkan hasil bagi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
- Barsouk A, Aluru JS, Rawla P, Saginala K, Barsouk A. Epidemiology, Risk Factors, and Prevention of Head and Neck Squamous Cell Carcinoma. Med Sci (Basel). 2023 Jun 13;11(2):42. doi: 10.3390/medsci11020042
- Sun Z, Sun X, Chen Z, Du J, Wu Y. Head and Neck Squamous Cell Carcinoma: Risk Factors, Molecular Alterations, Immunology and Peptide Vaccines. Int J Pept Res Ther. 2022;28(1):19. doi: 10.1007/s10989-021-10334-5.
- Sung H, Ferlay J, Siegel RL, Laversanne M, Soerjomataram I, Jemal A, Bray F. Global Cancer Statistics 2020: GLOBOCAN Estimates of Incidence and Mortality Worldwide for 36 Cancers in 185 Countries. CA Cancer J Clin. 2021 May;71(3):209-249. doi: 10.3322/caac.21660.
- Lin NC, Hsien SI, Hsu JT, Chen MYC. Impact on patients with oral squamous cell carcinoma in different anatomical subsites: a single-center study in Taiwan. Sci Rep. 2021 Jul 29;11(1):15446. doi: 10.1038/s41598-021-95007-5.
- Puteri A. Hubungan antara Mutasi Gen Tp53 dengan Derajat Diferensiasi Histopatologis pada Penderita Oral Squamous Cell Carcinoma di RSUD Dr. Soetomo. Tesis. Surabaya: Universitas Airlangga. 2022: 70.
- Puteri A, Prabowo GI, Wibowo MD, Sandhika W, Handajani R. Association Analysis of TP53 Mutations in Codon R175 And G245 With Histopathological Grading Outcomes in OSCC Patients. Int J Sci Adv 2022; 3(3):326-331. doi: 10.51542/ijscia.v3i3.4.
- Tan Y, Wang Z, Xu M, Li B, Huang Z, Qin S, Nice EC, Tang J, Huang C. Oral squamous cell carcinomas: state of the field and emerging directions. Int J Oral Sci. 2023 Sep 22;15(1):44. doi: 10.1038/s41368-023-00249-w.
- Cheng Y, Li S, Gao L, Zhi K, Ren W. The Molecular Basis and Therapeutic Aspects of Cisplatin Resistance in Oral Squamous Cell Carcinoma. Front Oncol. 2021 Oct 22;11:761379. doi: 10.3389/fonc.2021.761379.
- Lindemann A, Takahashi H, Patel AA, Osman AA, Myers JN. Targeting the DNA Damage Response in OSCC with TP53 Mutations. J Dent Res. 2018 Jun;97(6):635-644. doi: 10.1177/0022034518759068.
- Griso AB, Acero-Riaguas L, Castelo B, Cebrián-Carretero JL, Sastre-Perona A. Mechanisms of Cisplatin Resistance in HPV Negative Head and Neck Squamous Cell Carcinomas. Cells. 2022 Feb 5;11(3):561. doi: 10.3390/cells11030561
- Sabatini ME, Chiocca S. Human papillomavirus as a driver of head and neck cancers. Br J Cancer. 2020 Feb;122(3):306-314. doi: 10.1038/s41416-019-0602-7.
- Huang GT, Gronthos S, Shi S. Mesenchymal stem cells derived from dental tissues vs. those from other sources: their biology and role in regenerative medicine. J Dent Res. 2009 Sep;88(9):792-806. doi: 10.1177/0022034509340867. PMID: 19767575; PMCID: PMC2830488.
- Caruntu A, Caruntu C. Recent Advances in Oral Squamous Cell Carcinoma. J Clin Med. 2022 Oct 29;11(21):6406. doi: 10.3390/jcm11216406.
Tentang penulis
Astari Puteri, drg., M.Si., MMedSci adalah Dosen di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Airlangga